Jumat, 29 Desember 2017

Cita Rasa Kuliner Khas Jepara

Cita Rasa Kuliner Khas Jepara

Apa yang terlintas pertama kali ketika kata Jepara terucap? Apakah produk mebel dan ukirannya? Atau keindahan alamnya yang mempesona? Atau bahkan kuliner yang menggugah selera? Jepara yang terletak di pesisir pantai utara memang lebih terkenal dengan sebutan kota ukir, pasalnya dari sinilah produk ukiran yang menghiasi furniture rumah tangga berasal. Jepara juga memiliki pemandangan alam yang tak kalah indah, dengan air terjun, bukit, gunung, serta gugusan pulau Karimunjawa yang banyak orang menyebutnya sebagai Raja Ampat kedua. Selain itu, jajanan khas kota Jepara juga memiliki beragam variasi yang semakin kesini semakin banyak inovasinya. Tidak hanya ditemukan dipasar tradisional, melainkan sudah sampai ke tempat tongkrongan anak muda jaman sekarang, cafe. Meskipun sudah menjadi menu di cafe, namun harga yang ditawarkan masih sangat ramah dikantong.

Jajanan tradisional khas kota Jepara meliputi gethuk, horok-horok, putu ayu, cetot, tiwul, tape, rondho royal, dan lain sebagainya yang banyak terbuat dari singkong. Gethuk merupakan singkong yang ditumbuk halus, dan dapat dinikamti dengan parutan kelapa, lebih nikmat lagi jika ditambah dengan gula merah cair. Tape merupakan singkong fermentasi, sementara Rondho Royal terbuat dari tape yang dibalut dengan tepung beras lalu digoreng, cocok disantap ketika hujan dalam keadaan masih hangat.

Selain beberapa jajanan diatas, masih banyak makanan khas kota Jepara lainnya. Berikut ini beberapa makanan khas kota Jepara lainnya.

Meskipun namanya Pindang, namun kuliner Pindang Serani tidak menggunakan ikan pindang sebagai bahan utama, melainkan ikan bandeng yang direbus dengan tomat, cabai, serta bumbu lainnya, sehingga menciptakan perpaduan rasa asam. pedas, manis yang khas.
Merupakan jajanan khas keraton Jepara yang terbuat dari campuran tepung terigu, telur, dada ayam fillet, jamur kuping, bihun, santan, serta bahan-bahan lainnya. Proses penglahannya dengan cara dibungkus menggunakan daun pisang dan direbus selama 30 menit.
Dinamakan demikian karena dalam proses penyajiannya, lontong tersebut disiram dengan banyak kuah. Yang membedakan dengan hidangan lontong lainnya dalah, terdapat suwiran daging ayam dan menggunakan kuah bakso. Krubyuk dalam bahasa Jawa memiliki arti melewati genangan air.
Daerah penghasil blenyik terbesar adalah Desa Karangaji. Blenyik sendiri merupakan teri mentah yang digarami dan dibentuk kepalan kecil kemudian dikeringkan. Untuk penyajiannya sendiri, sebelum disantap dengan nasi putih, blenyik harus diolah kembali bisa digoreng atau di kukus. Cocok disantap dengan nasi putih ketika hujan.
Kuluban merupakan saladnya orang Jepara, terbuat dari campuran aneka sayuran yang dibumbui dengan parutan kelapa. Banyak orang menyebutnya sama dengan urap, yang memvbedakan keduanya adalah, penggunaan buah nangka muda dan tauge mentah.

Itulah tadi beberapa kuliner khas kota Jepara yang tak hanya memiliki rasa nikmat, melainkan juga ramah dikantong!